Sekkum PHDI Serukan ‘Trikaya Parisada’: Bersatu, Hindari Konflik, Sucikan Pikiran dan Perbuatan! 

Denpasar,NUSANTARAMURNI.com-28 September 2025 — Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menggelar Forum Diskusi Terpumpun (FGD) yang monumental sebagai tahap krusial dalam merumuskan materi substantif untuk agenda strategis Pesamuhan Agung 2025. Digelar di lingkungan akademis, tepatnya di Antonio Gramsci Room, Gedung A Lantai 2 Kampus Undiknas Denpasar, Jalan Bedugul No. 39 Sidakarya, Denpasar, kegiatan berlangsung intensif dari pukul 08.30 hingga 16.00 WITA.

FGD ini menyiratkan komitmen teguh PHDI untuk mengadopsi pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis kajian dalam menyusun kebijakan keumatan. Pemilihan lokasi di kampus Undiknas, sebagai institusi pendidikan tinggi, menegaskan niat untuk mempertemukan pemikiran dharma dengan kerangka akademis dan intelektual guna menghasilkan solusi atas isu-isu fundamental yang dihadapi umat Hindu saat ini.

Sesi diskusi membedah sembilan materi utama yang sarat dengan relevansi kontemporer, melingkupi dimensi teologis, sosiologis, ekonomi, hingga tata kelola kelembagaan. Agenda ini mencerminkan sebuah upaya holistik untuk menjawab tantangan zaman ( desha, kala, patra ) dengan pijakan filosofi Hindu Dharma.

Materi-materi yang menjadi fokus kajian meliputi:

Tata Kelola Pura Padma Nusantara: Menggagas standar dan model pengelolaan pura yang adaptif, terintegrasi, serta berwawasan kebangsaan.

Sistem Ekonomi Berlandaskan Dharma: Merumuskan kerangka ekonomi umat yang etis dan berkelanjutan, berakar pada nilai-nilai Dharma.

Kajian Fenomena Bunuh Diri di Bali: Memformulasikan respons komprehensif berbasis Hindu Dharma terhadap isu sosial-psikologis yang mendesak ini.

Teo-Ekologi Hindu: Menjelajahi konsep teologis Hindu dalam kerangka ekologi, mendorong praktik keagamaan yang berpihak pada kelestarian alam (Tri Hita Karana).

Sistem Pendidikan dan Pengembangan SDM Hindu: Merancang kurikulum dan metode pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan memiliki integritas Dharma.

Lembaga Kajian Hindu: Memperkuat fungsi lembaga riset dan studi kehinduan sebagai basis data dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan keputusan PHDI.

Grand Design Hindu Dharma Indonesia 2045: Menyusun peta jalan strategis jangka panjang bagi umat Hindu dalam kontribusi menuju visi Indonesia Emas 2045.

Moderasi Beragama dan Kerukunan: Perspektif Hindu: Memperjelas peran dan kontribusi ajaran Hindu dalam memelihara kerukunan dan mengimplementasikan konsep moderasi beragama.

Evaluasi dan Pengembangan Kerjasama Pemanfaatan Candi Prambanan: Meninjau dan mengoptimalkan pemanfaatan situs warisan dunia Candi Prambanan sebagai pusat kegiatan keagamaan Hindu.

Sekretaris Umum (Sekkum) PHDI, dalam keterangannya, menegaskan bahwa FGD ini adalah manifestasi konkret dari keterbukaan Parisada dan niat sungguh-sungguh untuk melibatkan seluruh spektrum umat. “Seluruh materi ini akan didiskusikan secara mendalam untuk menyerap masukan seluruh umat, dan ini merupakan bentuk niat Parisada untuk melibatkan tokoh-tokoh Hindu dalam proses kajian dan proses penyusunan program kerja, termasuk evaluasi dari program-program Parisada,” ujarnya.

Langkah ini juga sekaligus menindaklanjuti rencana strategis PHDI yang mewajibkan pelaksanaan Pesamuhan Agung minimal dua kali dalam periode kepengurusan 2025. FGD menjadi fondasi akademis yang akan memperkaya keputusan-keputusan strategis dalam Pesamuhan Agung mendatang.

Di akhir kegiatan, I Ketut Budiasa, S.T., S.I.Kom., M.M., menyampaikan pesan yang sarat makna filosofis dan etika sosial. Beliau menyerukan sebuah etika keumatan yang mendalam, berorientasi pada persatuan dan kedamaian.

I Ketut Budiasa, S.T., S.I.Kom., M.M.,
I Ketut Budiasa, S.T., S.I.Kom., M.M., sekkum PHDI

“Mari bersatu dan hindari provokasi, hindari konflik, hindari mengotori Trikaya Parisada kita. Ucapkan hanya sesuatu yang baik, pikirkan hanya sesuatu yang baik, lakukan hanya sesuatu yang mempersatukan, mendamaikan, merangkul, dan menenangkan. Karena itulah inti ajaran Hindu,” tegasnya, merujuk pada konsep Hindu tentang kesucian pikiran (manacika), perkataan (wacika), dan perbuatan (kayika).

Pesan tersebut menjadi penutup reflektif, menekankan bahwa di tengah dinamika pemikiran intelektual, komitmen terhadap Dharma dan kerukunan harus tetap menjadi jiwa utama dalam setiap gerak langkah Parisada Hindu Dharma Indonesia.

 

AR81