Perbekel Buduk Turun Tangan: Flobamora Mediasi Konflik Upah Belasan Buruh.

 

Badung,NUSANTARAMURNI.com- Belasan buruh bangunan proyek pembangunan vila di Desa Buduk, Mengwi, Badung, menghadapi ketidakpastian setelah upah mereka tak kunjung dibayarkan oleh mandor proyek. Menanggapi situasi yang meresahkan ini, Organisasi Masyarakat Flobamora turun tangan menjadi penengah, berupaya mencari solusi damai sebelum konflik ini melebar ke ranah hukum.(01/07/2025).siang

Mediasi penting ini terjadi di lokasi proyek br.Gunung, yang difasilitasi langsung oleh Perbekel Desa Buduk, I Ketut Wira Adi Atmaja. Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Kelian Dinas, Kelian Adat, Babinsa Koramil 04 Mengwi Serma I Putu Putra, serta perwakilan pengawas proyek Bapak Sandi dan Bapak Hendrik.

Buduk
Perbekel Buduk saat mediasi dengan para buruh dan pengawas proyek

Dalam mediasi tersebut, perwakilan Flobamora Bapak Dami dengan tegas menyampaikan kekecewaan dan tuntutan para buruh. “Bagaimana nasib saudara-saudara kami yang belum menerima haknya?” seru perwakilan Flobamora Pak Dami menyoroti dampak serius dari keterlambatan pembayaran upah yang seharusnya menjadi hak para pekerja.

Sorotan tajam juga diarahkan kepada Pak Hendrik, individu yang dipercaya sebagai pelaksana proyek oleh pihak perusahaan. Flobamora mempertanyakan minimnya inisiatif Pak Hendrik dalam menyelesaikan persoalan upah ini, yang menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan buruh.

Perbekel buduk

Flobamora menegaskan keseriusan mereka dalam memperjuangkan hak-hak buruh. “Jika tidak ada solusi, maka Flobamora akan datang dengan tim hukum,” ucap perwakilan organisasi, menunjukkan komitmen mereka untuk membawa masalah ini ke jalur hukum jika mediasi tidak membuahkan hasil konkret.

Di sisi lain, Perbekel Desa Buduk, I Ketut Wira Adi Atmaja, berperan aktif meredam situasi. Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban di wilayahnya dan mengimbau semua pihak untuk tidak menciptakan keramaian yang berlebihan. Dengan menyediakan kantornya sebagai lokasi mediasi, Perbekel berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai jalan keluar terbaik bagi semua pihak yang terlibat.

Kini, nasib belasan buruh bangunan ini berada di tangan hasil mediasi. Harapan besar tertumpu pada pertemuan ini agar tercipta kesepakatan yang adil, mengembalikan hak-hak para buruh yang tertunda, dan mencegah eskalasi konflik yang tidak diinginkan.