Makna Hari Radio Nasional ke-79: PRSSNI Bali dan Tantangan Radio di Era Digital

 

 

Badung,Nusantaramurni.com-Pada hari Rabu, 11 September 2024, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Provinsi Bali, Agus Satuhedi, memberikan wawancara eksklusif di Trans Hotel, Jl. Sunset Road, Kuta Utara, Kab. Badung. Wawancara ini berlangsung dalam rangka acara “Join Committee on Communication ke 21” antara Malaysia dan Indonesia, yang bertepatan dengan peringatan Hari Radio Nasional yang ke-79.

Hari radio

Agus Satuhedi menekankan pentingnya ulang tahun ke-79 Hari Radio Nasional, yang memperingati berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI) pada 11 September 1945. “RRI merupakan jaringan radio tertua di Indonesia dan memiliki peran vital dalam sejarah perjuangan kemerdekaan kita,” ujar Agus. Salah satu momen penting yang diingatnya adalah peran radio dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di mana radio menjadi alat koordinasi perlawanan dan penyebaran semangat juang.

Berbicara tentang perkembangan radio di era digital, Agus menyampaikan bahwa meski menghadapi tantangan besar dari kemajuan teknologi, industri radio tetap bertahan dan bahkan berkembang dengan mengadopsi inovasi digital. “Digitalisasi telah membuka peluang besar bagi radio untuk menjangkau audiens global. Namun, tantangannya adalah bersaing dengan platform digital lain seperti layanan streaming musik dan video,” jelasnya.

Agus juga menekankan peran PRSSNI dalam meningkatkan kualitas siaran radio, yang meliputi pembuatan konten menarik sesuai kebutuhan masyarakat dan peningkatan sumber daya manusia. Dalam wawancaranya, ia menyampaikan harapan agar radio tetap menjadi media yang relevan dan dicintai oleh masyarakat meskipun di tengah gempuran teknologi.

Hari radio

Menutup wawancara, Agus mengucapkan selamat Hari Radio Nasional ke-79 kepada seluruh pendengar. “Semoga lembaga penyiaran radio swasta dan publik terus memberikan berita yang berkualitas, faktual, serta menyajikan hiburan dan edukasi yang bermanfaat bagi pendengar,” ucapnya.

Kolaborasi antara radio dan platform media lainnya, seperti NOICE dan Roov, menurut Agus, merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan relevansi radio di era modern. Tantangan terbesar, tambahnya, adalah mempertahankan pendengar dan pengiklan di tengah meningkatnya permintaan akan media digital on-demand.(MP)