Bali,NUSANTARAMURNI.com- Kehidupan budaya Bali yang unik dan lestari kembali diwarnai dengan berbagai kegiatan upacara adat menjelang Hari Raya Kuningan. Rangkaian upacara ini menunjukkan kekayaan tradisi dan keagamaan masyarakat Bali yang tetap terjaga.
Pada hari Jumat (25/04/2025), dua pura besar menjadi pusat kegiatan upacara. Prosesi melasti lan nuwur dilaksanakan di Pura Luhur Natar Sari Apuan dan Pura Tri Kahyangan. Upacara ini merupakan bagian penting dalam mempersiapkan diri secara spiritual menjelang hari raya, di mana pratima (simbol suci) diarak menuju sumber air suci untuk kemudian dihadirkan kembali ke pura yang dipimpin oleh Ida RSI Agung Tegallinggah.
Kemeriahan berlanjut pada hari Sabtu (26/04/2025), dengan digelarnya upacara mepepada di Jaba Pura Dalem Kediri. Upacara yang dipimpin oleh Ida Pedanda Putra Pasuruan (Griya Gede Taman Lukluk) ini dihadiri oleh status (tokoh agama), prawertaka karya (panitia upacara), pengempon pura (pemilik dan pengurus pura), serta yowana (pemuda-pemudi). Kehadiran berbagai elemen masyarakat ini menunjukkan solidaritas dan gotong royong dalam menjaga tradisi.
Memasuki minggu ini, pada hari Selasa (29/04/2025), dilaksanakan upacara memben tawur di Pura Dalem Kediri pada pukul 16.00-18.00 WITA. Upacara ini dipimpin oleh Ida Pedanda Istri Anom Manuaba (Sempidi). Memben tawur bertujuan untuk menyucikan lingkungan dan mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam semesta.
Puncak dari rangkaian upacara di Pura Dalem Kediri terjadi pada hari Rabu (30/04/2025) dengan digelarnya tawur agung. Upacara besar ini dipimpin oleh beberapa tokoh agama terkemuka, yaitu Ida Pedanda Gede Putra Dalem Geniten (Griya Dalem Subang), Ida Pedanda Budha (Jadi), serta Ida Rsi dan Tak (Tumbak Bayuh). Tawur agung merupakan upacara penyucian skala besar yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan memohon keselamatan serta kesejahteraan bagi seluruh umat.
Rangkaian upacara yang khidmat dan meriah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali, sekaligus memperkuat identitas budaya Pulau Dewata di mata dunia. Keberlangsungan upacara-upacara seperti ini menunjukkan betapa kuatnya akar tradisi Hindu Bali dalam kehidupan masyarakatnya.