Anggota DPRD Badung, Gede Suraharja, Hadiri Muswil III SAPMA PP Bali — Momentum Konsolidasi Pemuda Menuju Bali Berdaya dan Berbudaya

 

BADUNG,NusantaraMurni.com-Dalam rangka mengokohkan peran generasi muda dalam pembangunan daerah dan menjawab tantangan zaman, Musyawarah Wilayah III Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Provinsi Bali digelar pada Sabtu (27/9/2025) di Ruang Rapat Kriya Gosana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur penting, termasuk anggota DPRD Badung, I Gede Suraharja, yang mewakili Ketua DPRD Badung.

Acara Muswil III ini tidak sekadar menjadi forum pemilihan kepengurusan baru, tetapi juga ruang strategis bagi penguatan organisasi, evaluasi langkah ke depan, serta penegasan komitmen dalam menjadikan SAPMA PP Bali sebagai garda terdepan kader pemuda yang berdaya saing, berbudi pekerti luhur, dan berjiwa kebangsaan.

Kehadiran Gede Suraharja sebagai wakil legislatif daerah memperlihatkan dukungan konkret institusi pemerintahan terhadap dinamika organisasi kepemudaan. Dengan kapasitasnya sebagai anggota DPRD Badung periode 2024–2029, Suraharja hadir dalam forum yang diharapkan mampu menyatukan aspirasi pemuda lintas kabupaten/kota di Bali.

Dalam forum tersebut hadir pula jajaran Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Bali, senior-senior organisasi, serta perwakilan organisasi kepemudaan (OKP) dari seluruh Bali. Kehadiran unsur pemerintah seperti Kesbangpol Provinsi Bali juga menegaskan bahwa SAPMA PP Bali dipandang sebagai mitra strategis dalam membina kualitas generasi muda.

Suasana Muswil III berlangsung dengan penuh dinamika: diskusi gagasan, penyampaian visi-misi calon pengurus, safari intelektual kader, hingga pembacaan laporan pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya.

Pada Muswil III ini, forum tertinggi organisasi menetapkan I Putu Angga Surya Pratama sebagai Ketua SAPMA PP Bali periode 2025–2029. Bersama dengan pengurus baru, yakni I Made Angga Ermawan sebagai Sekretaris dan Cokorda Gede Agung Dharma Wijaya sebagai Bendahara, kepengurusan baru ini diharapkan mampu membawa semangat segar dan sinergi yang lebih luas.

Ketua lama, Cokorda Krisna Yudha, dalam sambutannya mengajak seluruh kader untuk tidak melihat Muswil sebagai ritual belaka, melainkan sebagai momentum introspeksi, evaluasi, dan peneguhan komitmen untuk bergerak bersama dalam tindakan nyata.

Sementara itu, Ketua terpilih Angga Surya menonjolkan visi membangun kader yang intelek, loyal, dan bermoral, dengan akar budaya Bali sebagai pijakan. Ia juga memaparkan misi memperluas jaringan organisasi hingga pelosok kabupaten/kota Bali, mempererat ikatan antar kader lewat budaya mesuka-duka, dan menjalankan program-program sinergis dengan pemerintah daerah serta elemen masyarakat.

Dengan demikian, Muswil III berakhir dengan suasana optimis dan penuh harapan bahwa kepemimpinan baru tidak hanya mampu bertahan dalam struktur organisasi, tetapi mampu menjawab tantangan nyata di masyarakat.

Meskipun Muswil III ini telah melahirkan nahkoda baru dan menyatukan semangat baru, sejumlah tantangan masih menghampiri SAPMA PP Bali. Di antaranya:

1. Konsistensi Implementasi Program

Visi besar organisasi tidak cukup di atas kertas; kepengurusan baru harus memastikan implementasi program nyata di kampus, desa, dan ruang-ruang masyarakat.

2. Sinergi dengan Pemerintah dan Stakeholder

Perlu jalinan kemitraan yang kuat dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan elemen masyarakat agar kontribusi kader SAPMA memberi dampak terukur.

3. Pengkaderan yang Inklusif dan Reformis

Untuk menjaga relevansi, SAPMA PP Bali harus membuka ruang kreatifitas kader, merespons isu-isu kontemporer (ekonomi digital, lingkungan, pendidikan), sekaligus mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan budaya Bali.

4. Penyeimbangan Fokus Organisasi & Profesionalitas Individu

Sebagai organisasi pemuda, SAPMA perlu memfasilitasi kader agar bisa aktif dalam organisasi sekaligus mengembangkan kapasitas akademik dan profesional.

Kehadiran Gede Suraharja dalam Muswil III mencerminkan bahwa politik daerah melihat organisasi pemuda bukan sebagai aktor terpisah, tapi sebagai bagian integral dari upaya pembangunan dan regenerasi kepemimpinan. Bila kehadiran legislatif di forum Muswil ini bukan hanya simbolis, maka diharapkan akan lahir kerangka kolaborasi antara SAPMA PP Bali dan lembaga pemerintahan daerah ke depan.