Buduk(26/09/2025),NUSANTARAMURNI.com– Merespons seruan global dalam Peringatan World Cleanup Day (WCD) 2025 yang secara resmi jatuh pada tanggal 20 September, Pemerintah Desa Buduk bersama Desa Adat Buduk menunjukkan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan dan spiritual. Melalui inisiatif kolektif, kedua pilar kepemimpinan di tingkat lokal ini sukses menyelenggarakan kegiatan bersih-bersih lingkungan yang berfokus pada area sakral Pura Taman Beji Desa Adat Buduk pada Jumat, 26 September 2025.
Aksi bersih-bersih ini tidak sekadar menjadi ritual pembersihan fisik, melainkan sebuah manifestasi nyata dari sinergi komunal antara unsur pemerintahan formal dan lembaga adat. Kegiatan yang dilaksanakan beberapa hari setelah puncak WCD ini membuktikan bahwa semangat kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, atau kesadaran ekologis, tidak terbatasi oleh tanggal seremonial, melainkan terinternalisasi sebagai bagian dari etos budaya dan tata kelola desa.
Pura Taman Beji, sebagai lokasi yang dipilih, memiliki signifikansi ganda: sebagai situs suci tempat pelaksanaan ritual pembersihan (melukat) dan sebagai sumber daya alam penting. Pembersihan yang dilakukan di seputar area pura dan sumber airnya diharapkan dapat menjamin integritas higienis dari tempat ibadah sekaligus menjaga kualitas ekosistem air yang vital bagi masyarakat sekitar.
Kepala Desa Buduk menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan upaya untuk menerjemahkan semangat WCD—yang tahun ini menyoroti pentingnya manajemen sampah secara berkelanjutan—ke dalam tindakan konkret di tingkat akar rumput.
“Peringatan global seperti World Cleanup Day harus kita maknai bukan hanya sebagai seremonial, tetapi sebagai momentum untuk merefleksikan praktik hidup berkelanjutan kita sehari-hari,” ujarnya. “Kolaborasi antara Pemerintah Desa dan Desa Adat menjadi kunci. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab kebersihan dan kelestarian bukan hanya domain pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh komponen masyarakat, didukung penuh oleh lembaga adat yang menjaga nilai-nilai tradisi.”
Dalam pelaksanaan aksi ini, fokus utama adalah pemilahan sampah anorganik dan organik, serta membersihkan sedimen atau kotoran di saluran air menuju Beji. Hal ini menegaskan adanya pergeseran dari sekadar “mengambil sampah” menjadi “mengelola sampah” sesuai dengan prinsip lingkungan modern.
Pelaksanaan kegiatan di lingkungan pura juga memperkuat dimensi filosofis dari upaya pelestarian. Dalam konteks budaya Bali, kebersihan di area Pura (Parhyangan) adalah prasyarat fundamental untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, lingkungan (Palemahan), dan sesama (Pawongan), sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.
Aksi bersih lingkungan ini pun diharapkan menjadi edukasi partisipatif yang mendorong seluruh warga untuk lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan pribadi dan publik, sebagai bagian integral dari pengamalan ajaran agama dan budaya. Dengan demikian, keindahan dan kesucian Desa Buduk dapat terus terpelihara, mewariskan lingkungan yang sehat dan lestari bagi generasi mendatang.
AR81