Mengukuhkan Harmoni dan Melestarikan Warisan: Upaya Nyoman Cahyadi dalam Toleransi Beragama dan Budaya Bali. 

 

BALI,NUSANTARAMURNI.com(03/09/2025)– Di tengah dinamika sosial yang kian kompleks, upaya menjaga harmoni dan melestarikan warisan budaya menjadi sebuah keniscayaan. Nyoman Cahyadi, seorang figur yang dikenal sebagai Direktur PT. Merta Harumas dan PT. Hameta Petrosa Energy hadir sebagai salah satu inisiator yang secara konsisten menunjukkan kepedulian mendalam terhadap toleransi beragama dan pelestarian budaya di Indonesia, khususnya di Bali. Visi dan tindakannya tidak hanya terbatas pada sektor bisnis yang digelutinya, tetapi juga merambah pada ranah sosial dan kultural yang lebih luas.

Toleransi Beragama sebagai Fondasi Keberagaman

Dalam sebuah pernyataan, Nyoman Cahyadi menekankan pentingnya toleransi beragama sebagai pilar utama kerukunan bangsa. Menurutnya, Indonesia adalah mozaik dari beragam keyakinan, dan Bali, dengan julukan “Pulau Seribu Pura,” menjadi representasi nyata dari kekayaan spiritual tersebut. Pura-pura yang tersebar di seluruh penjuru Bali bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol dari kedalaman spiritual dan tradisi leluhur yang telah dihormati selama berabad-abad. “Menghormati perbedaan adalah esensi dari kemanusiaan. Di Bali, kita bisa melihat bagaimana keyakinan yang berbeda dapat hidup berdampingan, saling menghargai satu sama lain,” ujarnya. Kepedulian ini tidak hanya diungkapkan dalam kata-kata, tetapi juga diimplementasikan dalam praktik di lingkungan kerja. Di bawah kepemimpinannya, PT. Merta Harumas menerapkan etos kerja yang menjunjung tinggi rasa hormat dan pelayanan tanpa memandang latar belakang agama atau suku.

Seni dan Budaya Bali sebagai Karya Anak Bangsa

 

Lebih jauh, Cahyadi juga menyoroti urgensi pelestarian seni dan budaya Bali yang dinilainya sebagai karya agung anak bangsa. “Seni dan budaya Bali adalah cerminan dari jiwa masyarakatnya. Setiap ukiran, setiap tarian, setiap nada gamelan adalah warisan leluhur yang harus kita jaga dan kembangkan,” tuturnya dengan penuh semangat. Ia percaya bahwa kekayaan budaya ini bukan hanya aset lokal, melainkan juga kekayaan nasional yang memiliki daya tarik global. Untuk mewujudkan hal ini, ia mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat, untuk bersinergi. Kolaborasi antar stakeholder dianggap sebagai kunci untuk memastikan bahwa tradisi dan seni tidak tergerus oleh modernisasi, melainkan dapat berkembang dan beradaptasi tanpa kehilangan esensinya.

Kepemimpinan yang Melayani dan Menginspirasi

 

Di balik kesuksesannya memimpin beberapa SPBU di Bali, Nyoman Cahyadi dikenal dengan gaya kepemimpinan yang humanis. Ia menerapkan prinsip “hormat dan melayani” kepada seluruh staf dan operatornya. Filosofi ini mencerminkan pandangannya bahwa pelayanan terbaik lahir dari rasa hormat dan kepedulian terhadap sesama. Sikap ini menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif, di mana setiap individu merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. “Seorang pemimpin yang hebat bukanlah yang hanya bisa memerintah, melainkan yang bisa melayani dan menginspirasi,” ucapnya.

Nyoman cahyadi
Direktur PT. Merta Harumas

Dengan visi yang terintegrasi antara bisnis dan nilai-nilai sosial, Nyoman Cahyadi membuktikan bahwa seorang pemimpin dapat menjadi agen perubahan yang positif. Upayanya dalam merawat toleransi beragama dan melestarikan budaya tidak hanya memberikan dampak di lingkungan terdekatnya, tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat luas tentang bagaimana bisnis dan kemanusiaan dapat berjalan beriringan untuk menciptakan masa depan yang lebih harmonis dan berbudaya.

AR81